Ikuti Kami

Kampar

Pj Bupati Kampar Dr. Kamsol Jadi Narasumber Seminar Nasional terkait Tantangan dan Prospektif Pengembangan Bioenergi di Indonesia

Bangkinang-, Pj.Bupati Kampar Dr. H. Kamsol, MM menjadi narasumber pada Seminar Nasional yang di taja oleh Lembaga Gerakan Muda Pembaruan Melayu Riau (GM-PAMRI) bersama elemen masyarakat, mahasiswa dan Pemerintah Daerah Riau terkait tantangan dan prospektif pengembangan bioenergi di Indonesia. Seminar Nasional tersebut di laksanakan di Balai Rumah Dinas Bupati Kampar, Rabu (15/3).

Pj.Bupati Kampar memberikan apresiasi dan turut mendukung kegiatan Seminar Nasional yang dilaksanakan oleh Gerakan Pemuda Pembaharuan Melayu Riau ini yang bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan dan mengetahui langkah-langkah dalam menghadapi tantangan serta cara pandang kita terhadap pengembangan Bionergi di Indonesia kedepan.

Disampaikan Kamsol bahwa, Perkembangan penelitian di bidang bioenergi, bukanlah barang baru di dunia ini. Penjajakan peluang aplikasi bioenergi untuk di industrialisasi telah lama didengungkan, dan sekarang telah memasuki tahapan produksi secara massal dan siap di komersialisasikan.

Diharapkan dalam beberapa tahun mendatang, bioenergi akan menjadi alternatif dan mampu bersaing dengan minyak dan gas bumi (migas) dalam mempertahankan ketahanan energi di dunia.

Melalui seminar ini, Dr. Kamsol berharap kepada seluruh peserta seminar nasional benar benar memperhatikan dan mengamati apa yang telah disampaikan oleh para narasumber sehingga mendapatkan tambahan pengetahuan dalam upaya mendukung pengembangan Energi Baru Terbarukan di Indonesia secara umum dan khususnya di Kabupaten Kampar

Sementara itu, Gubernur Riau yang diwakili Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Sumber Daya Manusia Yurnalis Basri, S.Sos.M.Si saat membuka Seminar Nasional menyampaikan bahwa Energi sekarang ini merupakan termasuk kebutuhan primer dari manusia, setiap aspek selalu berkaitan dengan energi. Hal ini mempengaruhi kebutuhan energi yang selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Konsumsi Energi fosil indonesia pada tahun 2021 sebesar 909,24 Juta Barel setara minyak Barrel Oil Equivalent (BOE). Hal ini berbanding terbalik dengan produksi energi fosil saat ini. Di sektor migas, realisasi produksi minyak Indonesia pada 2021 rata-rata mencapai 660.000 BOPD (Barrel Oil Per Day) dari target APBN yang sebesar 705.000 BOPD, sedangkan produksi migas di Riau sebesar 181.000 BOPD.

Ditambahkan Yurnalis, Kondisi energi fosil yang terus berkurang, baik itu dari segi produksi maupun dari segi penemuan cadangan baru, juga diperparah dengan fluktuasi nya harga minyak dunia, sehingga berdampak bagi kondisi ekonomi dan sosial masyarakat. Terobosan baru terus diusahakan oleh Pemerintah agar Pemanfaatan energi secara maksimal dengan harga yang terjangkau atau Energi Berkeadilan dapat dirasakan oleh segenap rakyat.

Hari ini, trend energi baru terbarukan semakin meningkat. Hal ini didasari oleh Energi Baru Terbarukan memiliki konsep keberlanjutan atau sustainability. Namun, perkembangan ini harus juga mempertimbangkan aspek yang berkaitan dengan keekonomian, sistem dan kebijakan energi suatu daerah atau dinamakan transisi energi. ” ungkap Yurnalis Basri.

Selanjutnya Ketua GM PAMRI Junaidi, S.Pd.M.Si dalam laporannya menyampaikan bahwa seminar nasional tantangan dan prospektif pengembangan bioenergi merupakan konsep percepatan transisi bioenergi menjadi secara global di tengah krisis bahan bakar fosil digantikan ke pemanfaatan energi baru atau terbarukan.

Dalam seminar nasional ini kita harapkan dapat memperoleh informasi terkait pengadaan bioenergi, sehingga kebutuhan masyarakat akan bahan bakar nabati untuk aktifitas kehidupan ada kepastian dengan harga yang terjangkau.”harap Junaidi.

Dalam seminar nasional ini yang menjadi menjadi Keynote Speaker yakni dari anggota Ombudsman RI Hery Susanto, S.Pi.M.Si, sebagai Narasumber pada seminar nasional ini di antaranya Pj Bupati Kampar Dr. H. Kamsol, MM, dari Dinas ESDM Provinsi Riau Zulkifli, Dirut Pertamina yang diwakiki oleh mbak Meta melalui Zoom Meeting serta sebagai moderator Mirayeni Arasy, yang diikuti oleh sekitar 100 peserta yang berasal dari anggota GM PAMRI, LSM, mahasiswa, tokoh masyarakat, pengusaha, Hipmi serta perguruan tinggi.