Ikuti Kami

Politik

Muhammad Yasir Terpilih Ketum KONI Melalui Musorkablub 2023, Rangkul Semua Cabor Demi Prestasi

Muhammad Yasir saat menyampaikan visi misinya pada Musorkablub KONI Kabupaten Kampar 2023.

BANGKINANG – Muhammad Yasir, MM terpilih menjadi ketua umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Kampar periode 2023-2027, Kamis (12/1/2023). Muhammad Yasir terpilih melalui Musorkablub yang dilangsungkan di aula kantor KONI Kampar. Dari 35 hak suara cabang olahraga, Muhammad Yasir berhasil mendapatkannya 18 suara. Sementara Muhammad Amin 17 suara.

Usia terpilih, Muhammad Yasir berjanji akan merangkul semua cabang olahraga yang ada, baik pemilihnya maupun bagi yang tidak memilihnya dalam Musorkablub KONI Kampar 2023 ini.

Muhammad Yasir juga meminta jika nantinya ada kesalahan dalam memimpin KONI Kampar 4 tahun kedepan itu, agar selalu mengingatkannya. “Mari nantinya kita saling mengingatkan. Jika ada nantinya saya salah dalam memimpin, silahkan tegur langsung,” ujarnya.

Sebelumnya mantan kepala Dinas Disdikpora  Kampar ini menyampaikan dalam visi misinya berjanji akan membawa KONI Kampar lebih baik, dengan mencetak atlet unggul dan berprestasi. Muhammad Yasir juga menyampaikan harapan kepada cabang olahraga selalu membangun solidaritas dengan KONI Kampar agar tercapainya misi yang diinginkan oleh olahraga Kabupaten Kampar.

“Kedepannya bagaimana KONI ini lebih bagus. Bagaimana bisa mencetak olahraga, atlet yang unggul dan berprestasi. Kedua SDM, orangnya juga perlu kita tingkatkan. Selanjutnya masalah dana. Itu kami tahu sendiri nanti cara mencarinya, karena sebelumnya kami yang menferikasinya di Disdikpora 5 tahun berturut-turut. Alhamdulillah dengan niat baik, satu batang rokok pun saya tidak pernah meminta ke KONI ini. Begitu konsep untuk memajukan olahraga. Jadi kita membangun solidaritas KONI ini dengan Cabor ini harus misi kita mencapai tujuan. Kalau dananya banyak tidak kompak juga akan hancur. Untuk itu, harus kita solidaritaskan antara Cabor dengan KONI harus terjalin yang baik, itu harus kita wujudkan,” ucapnya.

Ketua Forki Kabupaten Kampar, Ahmad Fikri (berdiri, baju putih) saat menginterupsi pada sidang Musorkablub KONI Kampar 2023 yang dipimpin oleh ketua PSTI Kabupaten Kampar, Zulpan Azmi.

Muhammad Yasir juga mengatakan bahwa pentingnya pembinaan atlet dari usia dini jika ingin menciptakan atlet yang berprestasi. Selain itu menurutnya perlunya sarana prasarana, SDM nya dilakukan pembinaan. Kajian itu kita perlu lakukan. Bagaimana seorang atlet kebutuhan  nutrisinya. Bagiamana dokternya, bagaimana ahli siloginya. Ini harus disonding dengan cabor-cabor.

Muhammad Yasir didampingi Ahmad Fikri solat di mesjid sebelum berangkat mengikuti Musorkablub KONI Kabupaten Kampar 2023.

“Kita harus membina atlet dari usia dini. Dan kami itu sudah buktikan di sepakbola, itu semua atlet putra daerah asli Kampar. Alhamdulillah kami selalu berhasil. Sarana prasarana perlu, SDM nya kita lakukan pembinaan. Kajian itu kita perlu lakukan. Bagaimana seorang atlet kebutuhan  nutrisinya. Bagiamana dokternya, bagaimana ahli siloginya. Ini harus kita sonding dengan cabor-cabor yang ada,” ungkapnya.

Ia menambahkan yang terpenting lagi kata Yasir, Kampar harus menyumbangkan atlet terbanyak untuk Provinsi Riau. Dan itu ia memohon kerjasama kepada cabornya.

Selanjutnya Muhammad Yasir menyampaikan selain perlunya jalin kerjasama dengan pemerintah daerah, juga harus melakukan pendekatan-pendekatan dengan seperti pihak kepolisian dan TNI. “Kita harus menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah, sekaligus mencari pendanaan di luar APBD. Kita harus melakukan pendekatan pendekatan. Kami sudah mencoba itu, di tingkat bupati, Polda, Polres dan Pak Dandim,” ulasnya.

Dan Yasir mengatakan bahwa selain menggelar Porkab nantinya untuk sekaligus menyeleksi para atlet, akan melakukan pertandingan 2 kali dalam setahun, langsung cabornya. Seperti, hari ini voli, besoknya bola kaki, besoknya lagi takraw. Begitu seterusnya.

“Na itu dilakukan muda-mudahan olahraga di Kabupaten Kampar semakin baik, agar terlaksana, jangan berasumsi. Kenapa itu kira-kira, kalau kita cari uang di koni, lebih baik kita urus sawit kita. Untuk itu dengan kondisi ini, kami memaklumi saja, hidup itu biasa. Saya dalam hidup, selama di Disdikpora pernah menandatangani 500 tandatangan kepada orang. Tetapi ketika saya minta tangan sama dia, kayak pengemis. Itulah kehidupan. Namun saya biasa-biasa saja. Na, untuk itu kita maklumi saja. Namanya dunia, muda-mudahan menijabah apa yang ada di hati saya ini,” tutupnya.***